Article Detail
Bela Negara: Tantangan Literasi dan Krisis lingkungan di Masa Pandemi Covid-19
Webinar yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau Indonesia bekerja sama dengan Diknas Surabaya ini bertujuan untuk meningkatkan rasa bela negara di kalangan pemuda, terutama di masa pandemi Covid-19. Webinar yang dilaksanakan hari Sabtu, 31 Juli 2021 ini menghadirkan 4 pembicara, yaitu Tristan Kesyandria Ali Pasha, dr. Sonny H.B. Harmadi, Yosepha Niken Sasanti, dan Kolonel Amirudin Laupe.
Pembicara pertama adalah Tristan Kesyandria Ali Pasha yang merupakan Pangeran lingkungan hidup 2020 dan Pramuka penggalang patriot lingkungan terbaik Jawa Timur 2020. Tristan Kesyandria Ali Pasha mengajak generasi muda untuk tetap produktif di tengah krisis lingkungan di masa pandemi covid-19. Generasi muda harus menjadi generasi yang anti rebahan dengan cara jangan berhenti belajar, peduli lingkungan, aktif berkegiatan, dan pantang menyerah. Tristan Kesyandria Ali Pasha melakukan penyelamatan lingkungan dengan cara mengolah sampah organik dengan Maggot BSF, yaitu mengolah sampah organic dengan memanfaatkan larva yang berasal dari Black Soldier Fly (BSF) / lalat tentara hitam. Tristan Kesyandria Ali Pasha memiliki 6 kampung Maggot, kampong yang diadopsi dan dibina untuk budidaya maggot BSF dan mengolah sampah secara mandiri. Tristan juga membantu Masyarakat meningkatkan penghasilan melalui program TABSAHBER (Tabungan Sampah Berkah). Pembicara kedua adalah dr. Sonny H.B Harmadi yang merupakan Ketua Bidang Perubahan Perilaku satuan Tugas Covid-19 nasional. Dalam webinar dr. Sonny H.B Harmadi mengajak generasi muda untuk menjadi pelopor percepatan pemberantasan wabah pandemic covid-19. Menurut dr. Sonny pada situasi pandemi seperti sekarang ini, bela negara dapat diartikan menjadi suatu upaya untuk melawan virus atau penyakit yang membahayakan keutuhan Negara. Bentuk bela negara di masa pandemi dapat dilakukan dengan cara mematuhi protocol kesehatan 3M dengan disiplin dan konsisten, tetap di rumah saja, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan senantiasa bergotong royong membantu sesama, dan menjadi duta perubahan perilaku untuk memberikan panutan dan mengedukasi Masyarakat mengenai pentingnya 3M. Pembicara ketiga adalah Yosepha Niken Sasanti yang merupakan kepala sekolah berprestasi nasional 2018 dan penggiat literasi. Yosepha Niken menekankan pentingnya budaya literasi sebagai bagian dari upaya bela negara, karena budaya literasi merupakan ketrampilan yang harus dikuasai pada abad 21, menjadi dasar ketrampilan untuk mempelajari hal-hal lain, dan menciptakan generasi muda cerdas, memiliki daya pikir kritis, kreatif, dan inovatif. Menurut Yosepha Niken ketrampilan abad 21 yang diperlukan siswa adalah kualitas karakter (religious, nasionalis, mandiri, integritas, gotong royong, toleransi, tanggung jawab, kreatif, peduli lingkungan), literasi dasar (baca tulis, berhitung, sains, TIK, finansial, budaya dan kewarganegaraan), dan kompetensi (berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi). Guru mempunya peran penting dalam menumbuhkan rasa bela negara melalui literasi, yanitu dengan cara menanamkan rasa bela negara melalui pembelajaran, memberikan teladan bela Negara melalui literasi, mengedukasi siswa dalam menindaklanjuti berita, membimbing siswa dalam beradabtasi dengan TIK, memotivasi dan memfasilitasi siswa dalam belajar dan berkarya produktif. Pembicara keempat adalah Kolonel Amirudin Laupe, yang merupakan Kasubdit Lingkim Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI. Kolonel Amirudin Laupe menjelaskan bahwa pandemi covid-19 harus segera ditangani secara serius, karena jika berlarut larut akan mengancam stabilitas nasional. Oleh karena itu peran seluruh rakyat, termasuk terutama generasi muda sangat diperlukan untuk segera mengatasi pandemi ini. Peran pemuda dalam menghadapi covid-19 adalah dengan cara senantiasa di rumah, disiplin serta konsisten, melaksanakan bimbingan prokes, saling mengingatkan dengan komunikasi lewat digital, senantiasa produktif di tengah pandemi, dan jadi agent of change.Menurut Kolonel Amirudin Laupe bela negara di masa pandemi untuk membangun ketahanan nasional adalah dengan disiplin dan patuh terhadap prokes, gotong royong membangun kreativitas untuk menghadapi stay at home economy, rela berkorban, tidak menyebarkan hoax, tetap kreatif dan inovatif dan new spirit selama belajar di rumah.
Bela negara diperlukan untuk mempertahankan dan memajukan bangsa dan negara. Bela negara di masa pandemi dapat dilakukan antara lain dengan melestarikan lingkungan, mematuhi protokol kesehatan, dan menumbuhkan budaya literasi, selalu aktif dan kreatif pada hal-hal yang positif. Semoga masyarakat khususnya generasi muda semakin menyadari pentingnya melakukan bela negara demi keutuhan dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.(Atisu)
-
there are no comments yet