Article Detail
Workshop Pembuatan Tempe Kedelai
Pemberdayaan Masyarakat di sekitar lingkungan sekolah SMP Santo Yosef dilakukan di RW 6 Kelurahan Sawunggaling yang berlokasi tepat di hadapan sekolah. Dalam kegiatan ini diadakan workshop pembuatan tempe kedelai yang dihadiri oleh warga setempat lengkap dengan perangkat RT dan RW serta Lurah pada Sabtu 30 April 2016 bertempat di Balai RW.
Kegiatan dimulai pukul 09.45 dipandu dan dibawakan oleh ibu Yulia diawali dengan sambutan dari Bapak Kukuh selaku ketua RW 6 dan Bapak Thomas Jaka Suryanta selaku Kepala SMP Santo Yosef Surabaya. Dihadiri oleh sekitar 35 ibu rumah tangga yang penuh antusias, membuat team SMP Santo Yosef kalang kabut karena persiapan yang dilakukan sesai dengan konfirmasi kepada pihak masyarakat hanya dihadiri oleh 15 orang. Kalang kabut yang membahagiakan, karena ketertarikan warga pada program ini.
Dengan antusias para peserta workshop menyimak tahap-tahap pembuatan tempe kedelai dan mereka juga dengan cekatan berusaha mencoba menyiapkan plastik pembungkus tempe yang harus diberi lubang terlebih dahulu. Maka serulah aksi melubangi plastik yang lalu oleh masing-masing peserta diisi dengan kedelai yang siap diproses menjadi tempe. Team SMP Santo Yosef yaitu Bapak Wenceslaus Aryanto, Ibu Theresia Suberti, Ibu Veronica Widjajanti, Ibu Natalina, Ibu Ari Istiari dipimpin oleh Ibu Yulia Ratna, telah menyiapkan kedelai yang siap direbus untuk kedua kalinya di tempat itu lalu siap diberi ragi dan dibungkus untuk kemudian dibawa pulang oleh masing-masing peserta.
Alat yang perlu disiapkan untuk membuat tempe kedelai, dan saat itu sudah disiapkan dengan lengkap adalah panci dengan ukuran sesuai kebutuhan,ember untuk mencuci kedelai, tampah untuk mencampur kedelai dengan ragi tempe, serta saringan (kalo) untuk meniriskan kedelai. Bahan yang diperlukan antara lain kedelai kualitas baik, ragi tempe, dan plastic yang telah diberi lubang secukupnya dan tidak ketinggalan air bersih. Sedangkan cara membuatnya adalah kedelai dicuci dan direndam dengan air bersih selama 12 jam, lalu direbus sampai hampir mendidih untuk mempermudah proses pengupasan kulit ari kedelai. Kulit ari dipisahkan dengan cara diremas – remas sambil terus dicuci dengan air bersih (dilimbang). Setelah bersih direbus lagi dengan air bersih hingga benar-benar tanak selama kurang lebih satu jam dengan kompor api besar. Sesudahnya ditiriskan, setelah kedelai benar-benar bebas dari air tetapi masih dalam keadaan hangat suam-suam, taburkan ragi tempe sesuai petunjuk penggunaan, campur sampai rata, dan kedelai siap dikemas. Proses fermentasi berlangsung selama kurang lebih 2 hari dengan penyimpanan suhu ruang.
Tempe dapat dikonsumsi setelah jamur tempe menutup rata, tempe yang diproses dengan bersih akan menghasilkan tempe yang gurih dan tahan lama, dapat disimpan selama kurang lebih 4 hari di dalam lemari pendingin dengan rasa tidak berubah.
Harapan dari kegiatan ini adalah mengajak masyarakat untuk dapat melakukan sesuatu yang menghasilkan sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. Sekolah mempunyai tanggungjawab kepada lingkungan sekitar untuk menjadi berguna bukan saja dalam bidang pendidikan dan pengajaran siswa tetapi juga dalam pemberdayaan masyarakat sekitar. Social Responsibility tepatnya. Semoga menjadi berkat dan bermanfaat bagi yang membutuhkan. (Isti)
-
there are no comments yet