Article Detail
The Exotic of Recycle
Jika kesempatan untuk menampilkan karya kreatif itu ada, seolah surya menyongsong pagi, penuh semangat, panasnya hangat membangun jiwa. Seperti ketika siswa-siswi SMP Santo Yosef mendapat kesempatan tampil dalam lomba fashion show dengan kostum berbahan daur ulang dalam rangkaian acara expo pendidikan di Galaxi Mall 7 - 9 September 2016. Seluruh daya dan upaya dikerahkan untuk menggali ide kreatif menjadikan sampah sebagai sebuah kostum panggung. Pengalaman yang luar biasa, bersama seluruh warga sekolah dan orang tua siswa, bahu membahu mewujudkan sebuah impian yang seirama.
Kostum panggung dari bahan daur ulang mampu memicu kreatifitas seluruh warga SMP Santo Yosef untuk turut mewujudkannya. Mulai dari pengadaan bahan, memotivasi siswa untuk berlatih berjalan di atas catwalk sebagai peragawan dan peragawati, menjadi tanggung jawab bersama. Sekolah menyiapkan Panitia khusus untuk serangkaian kegiatan Expo Pendidikan di Galaksi Mall ini.
Kostum yang dirancang dapat diwujudkan dalam lima pasang dengan konsep yang berbeda-beda. Sepasang burung yang terdiri dari burung merak dan burung garuda, sepasang konsep King of Egypt, sepasang adat Dayak, sepasang konsep Kaisar Romawi, dan sepasang adat Bali yang setiap detail kostum merupakan bahan daur ulang dan bahan-bahan tidak etrpakai yang diubah menjadi karya seni yang apik.
Burung merak (Janice) dibuat dengan menggunakan kertas semen yang telah diproses menjadi warna-warni bulu merak yang anggun berpadu dengan kemben yang tertutup pelepah pohon pisang. Garuda (Kennard) sebagai pasangannya berbahan dasar bungkus snack yang menghadirkan burung garuda yang tegap dan gagah. Konsep raja Mesir adalah kostum paling mewah dengan menggabungkan barang bekas seperti stik es krim, sendok plastic, sumpit, keping cd, dan kerang yang ditata dengan apik dan etnik membuat kemewahannya semakin terpancar diatas panggung (Celine), pasangannya (Kennedy) tak kalah menawan dengan balutan plastic hitam berhiaskan sedotan plastic dilengkapi dengan tongkat “kardus” yang menambah kegagahan penampilan pemakainya. Adat Dayak (Eva & Joshua) ditampilkan dengan mengangkat kostum berhiaskan sedotan plastik yang dimodifikasi pada gambar ukir sehingga menutupi keaslian bahan, tidak memperlihatkan bahwa ornament tersebut terbuat dari sedotan yang dipotong dan disusun sedemikian rupa. Kostum pasangan Kaisar Romawi (Felli & Rehavam) adalah kostum simple namun mampu menampilkan kemegahan dan kegagahan pemakainya. Terbuat dari bahan kantung plastic hitam berhiaskan karung beras warna perak diberikan asesoris tutup botol air mineral yang sepaket dengan tameng yang berbahan dasar kardus berhiaskan tutup botol air mineral, tampak gagah dan agung di atas panggung.
Menampilkan lima pasangan berkonsep ini ternyata belum memuaskan hati para juri, dalam kesempatan ini SMP Santo Yosef harus puas berada pada posisi ketiga. Narasi yang dinyatakan tidak boleh ditampilkan membuat sekolah kehilangan kesempatan untuk menyampaikan informasi yang justru sangat penting diketahui, narasi yangs eharusnya menceritakan tentang bahan yang digunakan untuk membuat kostum tersebut batal ditampilkan meskipun sudah dipersiapkan pula. Sebenarnya tidak puas dengan predikat ketiga, tetapi mungkin kriteria penilaian tidak memenuhi, namun demikian predikat ketiga pun predikat yang sangat baik. Pantang menyerah dan berjuang untuk menampilkan yang terbaik sudah dilakukan, maka selebihnya adalah kuasa Ilahi. Menjadi pemenang bukanlah tujuan terpenting, yang terpentig adalah mampu menampilkan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, maka kemenangan akan menjadi hadiah atas setiap usaha yang telah dilakukan. (Yulia/Isti)
The Exotic of Recycle
Jika kesempatan untuk menampilkan karya kreatif itu ada, seolah surya menyongsong pagi, penuh semangat, panasnya hangat membangun jiwa. Seperti ketika siswa-siswi SMP Santo Yosef mendapat kesempatan tampil dalam lomba fashion show dengan kostum berbahan daur ulang dalam rangkaian acara expo pendidikan di Galaxi Mall 7 - 9 September 2016. Seluruh daya dan upaya dikerahkan untuk menggali ide kreatif menjadikan sampah sebagai sebuah kostum panggung. Pengalaman yang luar biasa, bersama seluruh warga sekolah dan orang tua siswa, bahu membahu mewujudkan sebuah impian yang seirama.
Kostum panggung dari bahan daur ulang mampu memicu kreatifitas seluruh warga SMP Santo Yosef untuk turut mewujudkannya. Mulai dari pengadaan bahan, memotivasi siswa untuk berlatih berjalan di atas catwalk sebagai peragawan dan peragawati, menjadi tanggung jawab bersama. Sekolah menyiapkan Panitia khusus untuk serangkaian kegiatan Expo Pendidikan di Galaksi Mall ini.
Kostum yang dirancang dapat diwujudkan dalam lima pasang dengan konsep yang berbeda-beda. Sepasang burung yang terdiri dari burung merak dan burung garuda, sepasang konsep King of Egypt, sepasang adat Dayak, sepasang konsep Kaisar Romawi, dan sepasang adat Bali yang setiap detail kostum merupakan bahan daur ulang dan bahan-bahan tidak etrpakai yang diubah menjadi karya seni yang apik.
Burung merak (Janice) dibuat dengan menggunakan kertas semen yang telah diproses menjadi warna-warni bulu merak yang anggun berpadu dengan kemben yang tertutup pelepah pohon pisang. Garuda (Kennard) sebagai pasangannya berbahan dasar bungkus snack yang menghadirkan burung garuda yang tegap dan gagah. Konsep raja Mesir adalah kostum paling mewah dengan menggabungkan barang bekas seperti stik es krim, sendok plastic, sumpit, keping cd, dan kerang yang ditata dengan apik dan etnik membuat kemewahannya semakin terpancar diatas panggung (Celine), pasangannya (Kennedy) tak kalah menawan dengan balutan plastic hitam berhiaskan sedotan plastic dilengkapi dengan tongkat “kardus” yang menambah kegagahan penampilan pemakainya. Adat Dayak (Eva & Joshua) ditampilkan dengan mengangkat kostum berhiaskan sedotan plastik yang dimodifikasi pada gambar ukir sehingga menutupi keaslian bahan, tidak memperlihatkan bahwa ornament tersebut terbuat dari sedotan yang dipotong dan disusun sedemikian rupa. Kostum pasangan Kaisar Romawi (Felli & Rehavam) adalah kostum simple namun mampu menampilkan kemegahan dan kegagahan pemakainya. Terbuat dari bahan kantung plastic hitam berhiaskan karung beras warna perak diberikan asesoris tutup botol air mineral yang sepaket dengan tameng yang berbahan dasar kardus berhiaskan tutup botol air mineral, tampak gagah dan agung di atas panggung.
Menampilkan lima pasangan berkonsep ini ternyata belum memuaskan hati para juri, dalam kesempatan ini SMP Santo Yosef harus puas berada pada posisi ketiga. Narasi yang dinyatakan tidak boleh ditampilkan membuat sekolah kehilangan kesempatan untuk menyampaikan informasi yang justru sangat penting diketahui, narasi yangs eharusnya menceritakan tentang bahan yang digunakan untuk membuat kostum tersebut batal ditampilkan meskipun sudah dipersiapkan pula. Sebenarnya tidak puas dengan predikat ketiga, tetapi mungkin kriteria penilaian tidak memenuhi, namun demikian predikat ketiga pun predikat yang sangat baik. Pantang menyerah dan berjuang untuk menampilkan yang terbaik sudah dilakukan, maka selebihnya adalah kuasa Ilahi. Menjadi pemenang bukanlah tujuan terpenting, yang terpentig adalah mampu menampilkan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, maka kemenangan akan menjadi hadiah atas setiap usaha yang telah dilakukan. (Yulia/Isti)
The Exotic of Recycle
Jika kesempatan untuk menampilkan karya kreatif itu ada, seolah surya menyongsong pagi, penuh semangat, panasnya hangat membangun jiwa. Seperti ketika siswa-siswi SMP Santo Yosef mendapat kesempatan tampil dalam lomba fashion show dengan kostum berbahan daur ulang dalam rangkaian acara expo pendidikan di Galaxi Mall 7 - 9 September 2016. Seluruh daya dan upaya dikerahkan untuk menggali ide kreatif menjadikan sampah sebagai sebuah kostum panggung. Pengalaman yang luar biasa, bersama seluruh warga sekolah dan orang tua siswa, bahu membahu mewujudkan sebuah impian yang seirama.
Kostum panggung dari bahan daur ulang mampu memicu kreatifitas seluruh warga SMP Santo Yosef untuk turut mewujudkannya. Mulai dari pengadaan bahan, memotivasi siswa untuk berlatih berjalan di atas catwalk sebagai peragawan dan peragawati, menjadi tanggung jawab bersama. Sekolah menyiapkan Panitia khusus untuk serangkaian kegiatan Expo Pendidikan di Galaksi Mall ini.
Kostum yang dirancang dapat diwujudkan dalam lima pasang dengan konsep yang berbeda-beda. Sepasang burung yang terdiri dari burung merak dan burung garuda, sepasang konsep King of Egypt, sepasang adat Dayak, sepasang konsep Kaisar Romawi, dan sepasang adat Bali yang setiap detail kostum merupakan bahan daur ulang dan bahan-bahan tidak etrpakai yang diubah menjadi karya seni yang apik.
Burung merak (Janice) dibuat dengan menggunakan kertas semen yang telah diproses menjadi warna-warni bulu merak yang anggun berpadu dengan kemben yang tertutup pelepah pohon pisang. Garuda (Kennard) sebagai pasangannya berbahan dasar bungkus snack yang menghadirkan burung garuda yang tegap dan gagah. Konsep raja Mesir adalah kostum paling mewah dengan menggabungkan barang bekas seperti stik es krim, sendok plastic, sumpit, keping cd, dan kerang yang ditata dengan apik dan etnik membuat kemewahannya semakin terpancar diatas panggung (Celine), pasangannya (Kennedy) tak kalah menawan dengan balutan plastic hitam berhiaskan sedotan plastic dilengkapi dengan tongkat “kardus” yang menambah kegagahan penampilan pemakainya. Adat Dayak (Eva & Joshua) ditampilkan dengan mengangkat kostum berhiaskan sedotan plastik yang dimodifikasi pada gambar ukir sehingga menutupi keaslian bahan, tidak memperlihatkan bahwa ornament tersebut terbuat dari sedotan yang dipotong dan disusun sedemikian rupa. Kostum pasangan Kaisar Romawi (Felli & Rehavam) adalah kostum simple namun mampu menampilkan kemegahan dan kegagahan pemakainya. Terbuat dari bahan kantung plastic hitam berhiaskan karung beras warna perak diberikan asesoris tutup botol air mineral yang sepaket dengan tameng yang berbahan dasar kardus berhiaskan tutup botol air mineral, tampak gagah dan agung di atas panggung.
Menampilkan lima pasangan berkonsep ini ternyata belum memuaskan hati para juri, dalam kesempatan ini SMP Santo Yosef harus puas berada pada posisi ketiga. Narasi yang dinyatakan tidak boleh ditampilkan membuat sekolah kehilangan kesempatan untuk menyampaikan informasi yang justru sangat penting diketahui, narasi yangs eharusnya menceritakan tentang bahan yang digunakan untuk membuat kostum tersebut batal ditampilkan meskipun sudah dipersiapkan pula. Sebenarnya tidak puas dengan predikat ketiga, tetapi mungkin kriteria penilaian tidak memenuhi, namun demikian predikat ketiga pun predikat yang sangat baik. Pantang menyerah dan berjuang untuk menampilkan yang terbaik sudah dilakukan, maka selebihnya adalah kuasa Ilahi. Menjadi pemenang bukanlah tujuan terpenting, yang terpentig adalah mampu menampilkan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, maka kemenangan akan menjadi hadiah atas setiap usaha yang telah dilakukan. (Yulia/Isti)
The Exotic of Recycle
Jika kesempatan untuk menampilkan karya kreatif itu ada, seolah surya menyongsong pagi, penuh semangat, panasnya hangat membangun jiwa. Seperti ketika siswa-siswi SMP Santo Yosef mendapat kesempatan tampil dalam lomba fashion show dengan kostum berbahan daur ulang dalam rangkaian acara expo pendidikan di Galaxi Mall 7 - 9 September 2016. Seluruh daya dan upaya dikerahkan untuk menggali ide kreatif menjadikan sampah sebagai sebuah kostum panggung. Pengalaman yang luar biasa, bersama seluruh warga sekolah dan orang tua siswa, bahu membahu mewujudkan sebuah impian yang seirama.
Kostum panggung dari bahan daur ulang mampu memicu kreatifitas seluruh warga SMP Santo Yosef untuk turut mewujudkannya. Mulai dari pengadaan bahan, memotivasi siswa untuk berlatih berjalan di atas catwalk sebagai peragawan dan peragawati, menjadi tanggung jawab bersama. Sekolah menyiapkan Panitia khusus untuk serangkaian kegiatan Expo Pendidikan di Galaksi Mall ini.
Kostum yang dirancang dapat diwujudkan dalam lima pasang dengan konsep yang berbeda-beda. Sepasang burung yang terdiri dari burung merak dan burung garuda, sepasang konsep King of Egypt, sepasang adat Dayak, sepasang konsep Kaisar Romawi, dan sepasang adat Bali yang setiap detail kostum merupakan bahan daur ulang dan bahan-bahan tidak etrpakai yang diubah menjadi karya seni yang apik.
Burung merak (Janice) dibuat dengan menggunakan kertas semen yang telah diproses menjadi warna-warni bulu merak yang anggun berpadu dengan kemben yang tertutup pelepah pohon pisang. Garuda (Kennard) sebagai pasangannya berbahan dasar bungkus snack yang menghadirkan burung garuda yang tegap dan gagah. Konsep raja Mesir adalah kostum paling mewah dengan menggabungkan barang bekas seperti stik es krim, sendok plastic, sumpit, keping cd, dan kerang yang ditata dengan apik dan etnik membuat kemewahannya semakin terpancar diatas panggung (Celine), pasangannya (Kennedy) tak kalah menawan dengan balutan plastic hitam berhiaskan sedotan plastic dilengkapi dengan tongkat “kardus” yang menambah kegagahan penampilan pemakainya. Adat Dayak (Eva & Joshua) ditampilkan dengan mengangkat kostum berhiaskan sedotan plastik yang dimodifikasi pada gambar ukir sehingga menutupi keaslian bahan, tidak memperlihatkan bahwa ornament tersebut terbuat dari sedotan yang dipotong dan disusun sedemikian rupa. Kostum pasangan Kaisar Romawi (Felli & Rehavam) adalah kostum simple namun mampu menampilkan kemegahan dan kegagahan pemakainya. Terbuat dari bahan kantung plastic hitam berhiaskan karung beras warna perak diberikan asesoris tutup botol air mineral yang sepaket dengan tameng yang berbahan dasar kardus berhiaskan tutup botol air mineral, tampak gagah dan agung di atas panggung.
Menampilkan lima pasangan berkonsep ini ternyata belum memuaskan hati para juri, dalam kesempatan ini SMP Santo Yosef harus puas berada pada posisi ketiga. Narasi yang dinyatakan tidak boleh ditampilkan membuat sekolah kehilangan kesempatan untuk menyampaikan informasi yang justru sangat penting diketahui, narasi yangs eharusnya menceritakan tentang bahan yang digunakan untuk membuat kostum tersebut batal ditampilkan meskipun sudah dipersiapkan pula. Sebenarnya tidak puas dengan predikat ketiga, tetapi mungkin kriteria penilaian tidak memenuhi, namun demikian predikat ketiga pun predikat yang sangat baik. Pantang menyerah dan berjuang untuk menampilkan yang terbaik sudah dilakukan, maka selebihnya adalah kuasa Ilahi. Menjadi pemenang bukanlah tujuan terpenting, yang terpentig adalah mampu menampilkan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, maka kemenangan akan menjadi hadiah atas setiap usaha yang telah dilakukan. (Yulia/Isti)
The Exotic of Recycle
Jika kesempatan untuk menampilkan karya kreatif itu ada, seolah surya menyongsong pagi, penuh semangat, panasnya hangat membangun jiwa. Seperti ketika siswa-siswi SMP Santo Yosef mendapat kesempatan tampil dalam lomba fashion show dengan kostum berbahan daur ulang dalam rangkaian acara expo pendidikan di Galaxi Mall 7 - 9 September 2016. Seluruh daya dan upaya dikerahkan untuk menggali ide kreatif menjadikan sampah sebagai sebuah kostum panggung. Pengalaman yang luar biasa, bersama seluruh warga sekolah dan orang tua siswa, bahu membahu mewujudkan sebuah impian yang seirama.
Kostum panggung dari bahan daur ulang mampu memicu kreatifitas seluruh warga SMP Santo Yosef untuk turut mewujudkannya. Mulai dari pengadaan bahan, memotivasi siswa untuk berlatih berjalan di atas catwalk sebagai peragawan dan peragawati, menjadi tanggung jawab bersama. Sekolah menyiapkan Panitia khusus untuk serangkaian kegiatan Expo Pendidikan di Galaksi Mall ini.
Kostum yang dirancang dapat diwujudkan dalam lima pasang dengan konsep yang berbeda-beda. Sepasang burung yang terdiri dari burung merak dan burung garuda, sepasang konsep King of Egypt, sepasang adat Dayak, sepasang konsep Kaisar Romawi, dan sepasang adat Bali yang setiap detail kostum merupakan bahan daur ulang dan bahan-bahan tidak etrpakai yang diubah menjadi karya seni yang apik.
Burung merak (Janice) dibuat dengan menggunakan kertas semen yang telah diproses menjadi warna-warni bulu merak yang anggun berpadu dengan kemben yang tertutup pelepah pohon pisang. Garuda (Kennard) sebagai pasangannya berbahan dasar bungkus snack yang menghadirkan burung garuda yang tegap dan gagah. Konsep raja Mesir adalah kostum paling mewah dengan menggabungkan barang bekas seperti stik es krim, sendok plastic, sumpit, keping cd, dan kerang yang ditata dengan apik dan etnik membuat kemewahannya semakin terpancar diatas panggung (Celine), pasangannya (Kennedy) tak kalah menawan dengan balutan plastic hitam berhiaskan sedotan plastic dilengkapi dengan tongkat “kardus” yang menambah kegagahan penampilan pemakainya. Adat Dayak (Eva & Joshua) ditampilkan dengan mengangkat kostum berhiaskan sedotan plastik yang dimodifikasi pada gambar ukir sehingga menutupi keaslian bahan, tidak memperlihatkan bahwa ornament tersebut terbuat dari sedotan yang dipotong dan disusun sedemikian rupa. Kostum pasangan Kaisar Romawi (Felli & Rehavam) adalah kostum simple namun mampu menampilkan kemegahan dan kegagahan pemakainya. Terbuat dari bahan kantung plastic hitam berhiaskan karung beras warna perak diberikan asesoris tutup botol air mineral yang sepaket dengan tameng yang berbahan dasar kardus berhiaskan tutup botol air mineral, tampak gagah dan agung di atas panggung.
Menampilkan lima pasangan berkonsep ini ternyata belum memuaskan hati para juri, dalam kesempatan ini SMP Santo Yosef harus puas berada pada posisi ketiga. Narasi yang dinyatakan tidak boleh ditampilkan membuat sekolah kehilangan kesempatan untuk menyampaikan informasi yang justru sangat penting diketahui, narasi yangs eharusnya menceritakan tentang bahan yang digunakan untuk membuat kostum tersebut batal ditampilkan meskipun sudah dipersiapkan pula. Sebenarnya tidak puas dengan predikat ketiga, tetapi mungkin kriteria penilaian tidak memenuhi, namun demikian predikat ketiga pun predikat yang sangat baik. Pantang menyerah dan berjuang untuk menampilkan yang terbaik sudah dilakukan, maka selebihnya adalah kuasa Ilahi. Menjadi pemenang bukanlah tujuan terpenting, yang terpentig adalah mampu menampilkan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, maka kemenangan akan menjadi hadiah atas setiap usaha yang telah dilakukan. (Yulia/Isti)
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment