Article Detail

Mencintai Budaya Lokal

Mengajak siswa mencintai kearifan budaya lokal menjadi salah satu kewajiban para pendidik dalam memberikan pengajaran dan pendidikan kepada peserta didi di sekolah. Oleh karenanya dalam kurikulum pun tercantum mata pelajaran Muatan Lokal yang disarankan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan salah satu kekayaan budaya daerah setempat. Bahasa Jawa menjadi pilihan bagi mayoritas sekolah yang berada di Pulau Jawa.

Tidak ada yang menyamai kekayaan budaya Indonesia dari Negara manapun di dunia. Ragam dan corak Bahasa beraneka meskipun dalam satu rumpun. Misalnya Jawa tengah dan Jawa barat, memiliki bahasa daerahnya masing-masing meskipun keduanya berada dalam satu gugusan Pulau Jawa.

Maka SMP Santo Yosef yang juga berada di wilayah Pulau Jawa pun memilih Bahasa Daerah sebagai salah satu mata pelajaran Muatan Lokal dengan tujuan ikut serta melestarikan budaya. Peserta didik diajak untuk mencintai Bahasa Lokalnya yang adalah Bahasa Ibu mereka. Bukan hanya dalam mata pelajaran Muatan Lokal saja implementasi mencintai budaya lokal, tetapi juga pada Pembiasaan Bahasa Jawa yang dilakukan setiap hari Selasa. Dari doa pagi di sentral, doa Angelus siang harinya, hingga salam dan ucapan kepada bapak ibu guru setiap pergantian jam pun menggunakan Bahasa Jawa. Lebih ditekankan lagi pembiasaan Bahasa Jawa juga dilakukan diluar kelas, misalnya tata cara siswa masuk ke ruang guru dan berkomunikasi dengan Bapak ibu guru yang dijumpainya atau memberikan salam kepada bapak ibu guru di sekolah.

Semester ini baru dimulai pembiasaan berbahasa Jawa, maka pelaksanaannya harus terus dikawal dengan saling mengingatkan antara siswa dengan siswa antara guru dan siswa dan guru dengan guru agar pada akhirnya tujuan pembiasaan ini, yaitu menumbuhkan kecintaan pada budaya lokal, tercapai. 
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment