Article Detail

Ada Cinta Kami Untukmu

Dua kali observasi yang kami lakukan untuk mengawali kegiatan Pemberdayaan Masyarakat seolah menjadi kunci pembuka komunikasi dan relasi kami dengan warga sekitar bantaran kali pinggir Pasar Keputran. Dijembatani oleh Bapak Yongki, orangtua Angelly siswa kelas 8C, yang sudah terlebih dahulu melakukan pelayanan dengan segala macam hal yang dilakukan untuk kelangsungan hidup warga disana, kami akhirnya memulai kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dengan tekad dan kuat hati.

Hari pertama yang sudah kami rancang berdasarkan observasi kami seminggu sebelumnya. Ada tiga kegiatan yang rencananya akan kami lakukan dalam waktu yang bersamaan di hari Sabtu, 23 September 2017, yaitu bermain dengan mainan tradisional yang kami siapkan untuk anak-anak balita, mewarnai gambar untuk anak-anak usia SD, dan memasak untuk anak-anak usia remaja bersama ibu mereka. Maka berbekal segala macam alat dan bahan yang kami siapkan, dengan penuh semangat kami menuju lokasi yang tak jauh dari SMP Santo Yosef Surabaya. Sekitar pukul 08.30 kami sudah tiba disana, bersama dengan Guru Kecil Santos, Nadya, Diva, Audi, Bryan, Yoga, Raka, Elmira, dan Monika didampingi Bu Naning, Bu Isti, dan Bu Natalina.

Seperti dua kali kedatangan kami sebelumnya, kami harus menunggu anak-anak yang akan kami ajak berkegiatan bersama itu, bangun dari lelap tidurnya. Maka pagi itu kami tak lagi mau menunggu, ditemani pak Yongki kami menyusuri jalan setapak sepanjang sungai di area Pasar Keputran. Mencoba menemukan apa yang kami cari. Beberapa lansia pria dan wanita dengan segala kelemahan mereka karena sakit dan renta, beberapa lelaki berwajah seram yang sedang menikmati sarapan paginya tanpa didahului mandi pagi, di sebuah warung kopi, sekelompok ibu-ibu yang sedang mempersiapkan (mungkin) makan pagi atau siang mereka, anak-anak balita yang berlari kian kemari tanpa mereka pahami betapa berat kehidupan di sekitarnya, dan kami menemukan pemandangan yang tak biasa. Anak-anak gadis muda belia sedang tertidur lelap di pinggir trotoar diatas selokan pasar yang di sampingnya seorang lelaki yang entah siapa yang kemudian menjawab sapaan kami. Seperti sedang menemukan sesuatu yang sungguh kami cari, kami tidak lelah terus berjalan sampai kami menemukan apa yang kami cari. Sekelompok anak-anak sedang bermain dan bersenda gurau, yang bahkan tidak peduli dengan ajakan kami. Baiklah kami tidak memaksa, tetapi jauh di dalam lubuk hati kami ingin mereka ikut dengan kami. Yang terpenting bagi mereka hanyalah bagaimana mendapatkan rejeki untuk menyambung nyawa. Tak terpikirkan bahkan, bagaimana dan kapan mereka akan keluar dari jaring-jaring yang membuat mereka tak bisa lepas, melepaskan diri dari situasi semacam ini.

 Pencarian kami tidak sia-sia, menjelang pukul 10 beberapa anak mulai berdatangan, dan kami menyambut mereka dengan senang. Kami ajak setiap anak untuk menikmati masa kanak-kanak mereka, bahkan apa saja yang mereka ingin lakukan bersama kami. Setelah mewarnai gambar dengan ditemani Guru Kecil, kami bebas bermain bersama mereka. Permainan sederhana yang bahkan tidak pernah mereka dapatkan : membuat pesawat kertas dan menerbangkannya! Sebagian bermain dan sebagian lagi bernyanyi dan bersenda gurau, apa saja asalkan kalian semua bahagia bersama kami.

Bahan dan alat memasak yang sudah kami bawa segera kami persiapkan. Menu hari ini adalah ca sayuran atau Capcay komplit dengan bakso dan sosis yang dimasak dengan sukacita dan penuh cinta. Kami menikmati bersama setelahnya. Pelajaran memasak yang seharusnya diperuntukkan bagi gadis-gadis kecil Lia, Santi, Krisna, dan teman-teman lainnya yang gagal kami ajarkan karena “murid” yang kami rindukan tak kunjung datang. Kami tidak putus harapan, kami masih punya banyak kesempatan kembali mencari dan menunggu mereka hingga mereka mau bersama kami melihat indahnya dunia. Kami datang dengan cinta, kami menemukan cinta, cinta yang kuat dan hebat, yang akan menghebatkan kalian semua, karena kita bisa. Kami ingin kelak kalian semua belajar menemukan betapa cantiknya paras wajahmu, betapa indah cinta di hatimu, betapa bahagia dunia sekitarmu dengan hadirmu. Beri kami waktu menemukannya untukmu.
 
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment