Article Detail

Pengalaman Belajar di Masa Pandemi

Pengalaman Belajar di Masa Pandemi

Oleh: Yohanes Paulus Dewa Made Mazmur Nusantara Raya

Pengalaman belajarku selama pandemi dimulai pada bulan Juli 2020. Saat itu, aku duduk di kelas 5 SD semester dua. Saat itu, aku mendengar kabar tentang pandemi Covid-19. Namun, aku masih belum memikirkan akan menjadi seperti sekarang ini. Setelah aku mendengar banyak berita, akhirnya ada pengumuman untuk libur selama dua minggu. Aku, keluargaku dan teman-temanku sangat senang. Setelah dua minggu berlalu, aku bertanya kepada Ibuku, “kapan masuk Bu?” Ibuku menjawab, “tunggu info dari guru ya.” Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya ada pemberitahuan lagi bahwa akan libur dua minggu lagi. Aku senang, tetapi tidak sesenang sebelumnya. 

Setiap pagi sambil menunggu info dari guru, aku membersihkan teras rumah dan membersihkan kotoran anjing peliharaanku. Setelah dua minggu terlewatkan, aku mendapat informasi lagi untuk libur. Aku sedih karena tidak bisa bertemu teman-temanku lagi. Setelah lama sekali, aku bertanya kepada Ibuku lagi, “Bu, kapan sekolahnya?” Ibuku menjawab, “tunggu informasi dari guru dulu ya.” Setelah menunggu lama sekali, akhirnya aku dapat informasi dari guru lesku, bahwa akan melanjutkan les dengan menggunakan aplikasi zoom. Setelah beberapa kali aku les menggunakan zoom, aku bertanya kepada Ibuku, “Bu, boleh nggak usul ke guruku untuk sekolah pakai zoom?” Ibuku menjawab, “nggak semua temanmu punya internet dan mampu untuk pakai zoom.” Aku kecewa, tetapi saat itu aku sudah punya telepon seluler dan ada whatsapp-nya, aku mempunyai nomer teman-temanku, jadi aku bisa video call dengan teman-temanku. 

Setelah lama sekali di rumah, orang tuaku akhirnya membelikan kami alat wi-fi. Aku senang sekali, dan sejak saat itu aku jadi lebih sering bermain game dan mulai mengenal dunia komputer. Sejak itu pula aku mulai berinteraksi dengan teman-temanku lebih dalam lagi. Setelah itu, aku dapat informasi bahwa akan sekolah dari rumah melalui TVRI. Setiap pagi, setelah bangun aku langsung menyalakan televisi dan menyetel TVRI, lalu aku tinggal untuk membersihkan teras rumahku dulu karena kelasku mulai pukul 09.00. Setelah lama sekali sekolah melalui TVRI, akhirnya aku mendapat informasi akan sekolah menggunakan zoom. 

Desember 2020, aku dan keluargaku terpapar virus corona. Saat terpapar virus ini, aku belajar banyak hal, terutama empati dan kesabaran. Saat terpapar, aku senang karena bisa libur sekolah dan tidak mengerjakan PR. Waktu terpapar, aku memiliki banyak sekali pengalaman, seperti, pengalaman swab berkali-kali dan pengalaman isolasi di Hotel Asrama Haji. Saat aku sudah swab dan hasilnya positif, ayahku langsung lapor ke Kepala RT, lalu Kepala RT melapor ke Puskesmas Pakis dan Kelurahan Pakis. Dari Kelurahan Pakis, aku dan keluargaku mendapat kiriman makan setiap hari untuk makan pagi, makan siang dan makan malam, dan juga diberi camilan telur rebus dan minuman wedang pokak (seperti wedang jahe) selama aku sekeluarga isolasi mandiri di rumah. Makanan yang paling kusukai dari kiriman makanan adalah soto ayam, karena sotonya enak sekali. 

Yang pertama kali terpapar virus corona adalah ibuku. Saat ibuku terpapar, ibuku merasa menggigil, pusing dan nafsu makan yang berkurang. Setelah ibuku di swab, ibuku langsung diantar ke Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) untuk dirawat. Saat aku di Hotel Asrama Haji, di sana aku merasa tidak nyaman, karena tv-nya tidak punya antena sehingga tampilannya buram, AC-nya dingin sekali dan tidak remote-nya. Tetapi, aku masih merasa terhibur karena aku bisa membawa laptop untuk bermain game dan menonton film masa kecilku. Aku sekeluarga menginap di Hotel Asrama Haji selama tiga hari dua malam, seharusnya hanya dua hari satu malam, karena aku menemani ayahku yang belum dinyatakan negatif. Tetapi setelah dua hari berikutnya, aku akhirnya memutuskan untuk pulang karena ibuku tidak tahan sendirian di rumahku. Ayahku pulang ke rumah pada 25 Desember 2020. Kami senang sekali, karena ayahku bisa pulang saat Natal. 

Saat menyambut Tahun Baru, aku dan keluargaku begadang. Aku menunggu tahun baru sambil bermain game, sementara ayahku menunggu sambil menonton konser. Setelah tahun baru, bulan Januari, Februari, Maret terlewat, bulan April pun tiba. Saat bulan April, aku mendapat pengalaman baru, yaitu Paskah online. Ini adalah Paskah yang kedua kalinya. 

Beberapa bulan sudah terlewatkan, hingga bulan Juli ada hal yang membuatku senang, karena ada liga sepakbola Euro dan Copa America. Aku senang sekali, karena sudah lama sekali aku tidak menonton sepak bola. Tim dukunganku di Euro adalah Jerman, Spanyol dan Italia. Kalau Copa America aku menyukai Argentina, dengan pemain andalannya Messi dan Emiliano Martinez. Hingga pada akhir bulan Juli, aku, kakakku dan adikku kembali sekolah online lagi.


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment