Article Detail
Refleksi Kemerdekaan ke-76
Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!
P |
embaca yang budiman, kita telah merayakan hari
ulang tahun kemerdekaan negara kita yang ke-76. Apakah Anda sungguh merdeka di
tengah-tengah merayakan kemerdekaan bangsa kita? Bila Anda menjawab “merdeka”,
apa bukti kemerdekaan yang bisa Anda berikan untuk negara? Dan bila Anda
menjawab “belum merdeka”, apa bukti bahwa Anda menjadi orang yang terjajah di
tengah kemerdekaan bangsa Anda?
M |
ari kita membayangkan bahwa situasi saat ini
adalah situasi perang. Situasi yang begitu mencekam dan menakutkan. Situasi
yang membuat kita semua ingin selamat dan keluar dari situasi yang demikian dan
hidup damai. Dalam situasi perang, Anda dan keluarga dengan sendirinya akan
rela untuk tetap tinggal di rumah, mengungsi di tempat yang aman supaya tidak
mendapat serangan. Anda pasti bersedia hidup dalam ketidakpastian dan
ketidaknyamanan. Sama, situasi saat ini kita sedang berperang melawan musuh yang tak kelihatan, melawan
kesadaran kita untuk sungguh-sungguh mau berjuang bersama untuk mewujudkan
kemerdekaan.
K |
emerdekaan saat ini bisa dimaknai merdeka “untuk” dan merdeka “dari”. Merdeka untuk berarti kita aktif
sebagai pribadi mau mengembangkan potensi diri untuk kebaikan orang lain, dan
diri sendiri. Seperti apa bentuk merdeka untuk? Bentuk nyata dari merdeka untuk
adalah Anda berani melakukan hal-hal positif seperti tetap memakai masker,
mengikuti protokol kesehatan di situasi pandemi covid 19 seperti ini. Kalau
sebagai pelajar selain taat prokes ya menuntaskan apa yang menjadi kewajiban
Anda sebagai pelajar, kondisi on camera
pada saat zoom, jujur terhadap diri sendiri dan masih banyak lagi yang bisa
Anda lakukan. Sedangkan merdeka dari adalah situasi dari luar diri Anda yang
membuat Anda merasa bebas dan aman. Anda bebas mengeksplorasi diri secara
positif tanpa rasa takut. Sebagai pelajar, Anda tidak takut berkomunikasi
dengan guru Anda dan berani mengakui kesalahan diri.
K |
ita sebagai bagian dari bangsa yang sedang
berjuang untuk keluar dari situasi perang melawan kesadaran. Indonesia menjadi
tangguh karena munculnya kesadaran memiliki bangsa ini. Kesadaran untuk
berjuang bersama mengatasi situasi pandemi, kesadaran bahwa bangsa ini
membutuhkan dukungan dari masyarakatnya. Maka kesadaran ini saya gambarkan
seperti sebuah biji yang terus diperhatikan, dipupuk, disirami dan pada
akhirnya akan tumbuh. Begitu juga dengan kesadaran masyarakat, bila masyarakat
semakin sadar dengan situasi dan kondisi bangsa dan negaranya maka masyarakat
akan bertindak, melakukan kebaikan bersama untuk kesejahteraan bangsa dan
negaranya. Dengan demikian Indonesia tumbuh menjadi bangsa yang semakin beradab
dan maju. Bangsa yang beradab dan maju adalah bangsa yang masyarakatnya mampu
menghargai kekayaan alam dan memanfaatkan dengan bijaksana, menjunjung tinggi
nilai-nilai kearifan lokal, menghargai perbedaan sebagai kekayaan suatu bangsa
bukan pemecah belah bangsa.
K |
etangguhan bangsa Indonesia mampu menumbuhkan
tunas-tunas bangsa. Tarakanita sebagai bagian dari negara Indonesia merupakan salah satu pencetak
tumbuhnya generasi penerus bangsa yang cerdas, berintegritas. Oleh karena itu
kesadaran masyakat untuk menyekolahkan
putera-puteri mereka di Tarakanita menjadi salah satu gerak yang menuntut
sebuah kemajuan dari lembaga pendidikan. Tarakanita sebagai salah satu lembaga
pendidikan bermetamorfosis dalam pendidikan karakter Tarakanita dan berjuang
untuk membekali anak didik dengan kemampuan abad 21. Seiring dengan tantangan
dan tuntutan zaman Tarakanita membaca peluang yang bisa dilakukan oleh peserta
didik dan insan pendidik dalam pengembangan potensi diri sehingga mereka mampu
bersaing dengan baik tanpa merasa terabaikan oleh lembaga. Setiap elemen yang
berkontribusi harus berani keluar dari zona nyaman. Bila Anda masih nyaman
berada dalam ketidaknyamanan maka lambat tapi pasti Anda akan digilas oleh
perkembangan dan kemajuan zaman. Maka Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh, Tarakanita
maju. Albert
-
there are no comments yet