Article Detail

Memberi dan Menghasilkan

Seorang anak bertanya pada saya “Lho Bu, nilainya hanya 66 kok catatan Bu Isti “good job”?”  lalu saya jawab “Iya karena biasanya nilai temanmu ini kurang dari 50” atau “lho bu, saya 88 cuma dikasih  “good”, kok ini 82 “good job, thank you”?” saya jawab “iya, karena kamu sudah sangat biasa mendapat nilai segitu, dan temanmu ini baru kali ini tidak remidi.”  Demikian juga dengan catatan “Why?” pada nilai yang tidak seperti biasanya, mereka akan datang pada saya dan bertanya,”lho Bu, maksudnya apa kok why?” saya tersenyum dan balik bertanya “saya bertanya mengapa kok nilaimu tidak seperti biasanya?”. Ada anak yang serta merta bercerita panjang menjelaskan mengapa kali ini nilainya tidak seperti biasanya, dan ada pula yang hanya mengatakan “ya Bu, kemarin saya agak blank “ dan saya tidak memaksanya untuk mengatakan mengapa. Banyak hal yang saya pelajari dari setiap anak, karena setiap dari mereka adalah pribadi yang berbeda dan hadir dengan semangat yang berbeda setiap harinya. Tugas saya adalah membuat mereka bersemangat setiap hari !.

Pada lembar ulangan harian mereka saya selalu memberikan catatan “rapi sekali, terima kasih” pada lembar jawab yang tanpa coretan tanpa stippo, dan tulisan rapi. Tidak soal tidak terbaca atau membutuhkan “berfikir lebih” untuk dapat membacanya, yang terpenting adalah rapi dan bersih. Tulisan baik atau kurang baik juga menunjukkan karakter setiap pribadi jadi tidak bisa dipaksakan. Waktu beberapa anak bertanya mengapa diberi catatan “rapi sekali, terima kasih” saya jawab saya berterima kasih karena tulisannya sangat rapi dan membuat saya nyaman mengoreksi. Jadilah setiap anak berlomba menulis rapi karena ingin guru-gurunya nyaman mengoreksi hasil belajarnya. Dan mereka sudah meminta maaf atas tulisan yang tidak rapi atau kurang bersih, juga pada lembar jawabnya. Jadi lembar jawab menjadi sarana komunikasi efektif bagi saya dan mereka. “maaf bu saya sudah mentog, saya lupa kalau ulangan” atau “maaf bu ada coretan, saya lupa kalau tidak boleh dicoret-coret” atau “maaf bu pakai stippo tadi saya lupa, lalu diingatkan teman”.

Ada banyak cara memotivasi mereka melalui lembar jawabnya. Mereka ternyata mampu merasakan kekuatan  cinta yang saya sisipkan dalam setiap catatan yang saya berikan. Mereka semua menanggapi cinta saya dengan cara mereka yang beragam dan mengagumkan, mengharukan saya di setiap kesempatan. Pada akhirnya harapan saya atas segala yang baik bagi mereka menjadi kenyataan dan menghasilkan buah. Seringkali saya merasa sangat terharu ketika mengucapkan terima kasih pada mereka untuk perubahan yang mereka lakukan, andai saya bebas memeluk mereka...

Oleh : Ari Istiari

 

 

 

 

 

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment